CSR JANTUNG DUNIA
Oleh: Riski Angga Putra
Saat
ini, pembangunan industri di Indonesia banyak dilakukan untuk mewujudkan negara
yang lebih maju. Pembangunan industri bukan merupakan hal yang mudah karena pihak
industri itu sendiri harus mampu mempertahankan eksistensinya di tengah isu isu
dunia seperti global warming, polusi udara, pencemaran lingkungan, monopoli
perdagangan dan lain lain.
Sebagai
upaya untuk mempertahankan eksistensinya, sebuah industri, khususnya industri
manufaktur harus berani berinovasi memunculkan program program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang merupakan tindakan perusahaan sebagai bentuk tanggung
jawab mereka terhadap masyarakat atau lingkungan sekitar.
Dengan
demikian, ketika masyarakat merasakan dampak positif industri melalui program Corporate
Social Responsibility tersebut, masyarakat dapat mendukung pembangunan industri
dengan mengubah cara pandangnya terhadap suatu industri.
Dalam
menjalankan bisnis sosial, skala besar atau kecil tidak menjadi masalah. Yang
terpenting adalah keberlanjutan program atau bisnis sosial tersebut.
Pada
dasarnya, praktik bisnis sosial adalah untuk memberdayakan masyarakat,
khususnya masyarakat menengah ke bawah. Bisnis sosial adalah insiatif yang
didasari adanya permasalahan sosial yang dia alami bersama masyarakat, yang
tidak bisa mendapat solusinya dari pemerintah atau sektor privat.
"Di
Indonesia, orang lebih tertarik bicara sensasi daripada esensi. Yang
kelihatannya booming itu yang tepat, padahal belum tentu. Bagaimana esensinya
adalah bisa menciptakan gol, yang penting sustain dan kemudian komunitas,
pemberdayaan karena (hal ini terkait pada) bagaimana program itu bisa
berkelanjutan," kata pakar corporate social responsibility (CSR) Bapak
Abdur Rozaki pada saat kuliah yang saya kutip dalam catatan buku saya.



