
MAKALAH INI DISUSUN GUNA MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH : AKHLAK/TASAWUF
Dosen Pengampu : H. MOH. Hafiun
![]() |
“AKHLAK PERGAULAN
ANTARA SESAMA MANUSIA, KHUSUSNYA PADA INTERAKSI LAWAN JENIS”
DISUSUN OLEH :
RISKI ANGGA PUTRA (11230043)
JURUSAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring cepatnya perkembangan informasi, persoalan remaja semakin
komplek. Jika kekhawatiran orang tua jaman dahulu lebih kepada persoalan
pendidikan baik dari segi aspek biaya maupun belum tersedianya lembaga
pendidikan yang baik, orang tua zaman sekarang dihadapkan pada persoalan
degradasi pergaulan yang menggejala secara umum dikalangan remaja.
Banyak sekali kemerosotan moral oleh para remaja, disebabkan pergaulan yang bebas diantaranya banyak kita temui di media masa seperti halnya: tauaran, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain-lain.
Persoalan pergaulan sangatlah penting untuk diperhatikan sebab
persoalan ini menjadi penyakit yang mendarah daging, maka dari itu pemakalah
menginginkan dari makalah ini supaya pembaca bisa mengambil hikmahnya. Dan juga
kami minta maaf jika masih terdapat banyak kesalahan, karena semua hal itu
tidak terlepas dari proses oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran
yang membangun. Terimakasih.
BAB II
PEMBAHASAN
PERGAULAN
AKHLAK SESAMA MANUSIA KHUSUSNYA INTERAKSI LAWAN JENIS
A. Pentingnya
Pergaulan
Pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai
makhluk sosial yang tak mungkin bisa hidup sendirian. Manusia juga memiliki
sifat tolong-menolong dan saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi dengan
sesama manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi manusia itu sendiri dan juga
lingkungannya.
Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja
merupakan contoh-contoh aktivitas bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan
antarmanusia.
Namun, pergaulan tanpa dibentengi iman yang
kokoh akan mudah membuat seorang Muslim terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang.
Betapa banyak kejadian tak bermoral
yang membuat kita mengelus dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan
berbagai bentuk perilaku menyimpang lainnya. Semua itu
bersumber dari pergaulan yang salah dan tidak
dilandaskan pada kepatuhan terhadap ajaran Al Quran yang mengatur soal
pergaulan Islami. Jadi pentinglah
bagi kita semua untuk
memperhatikan
masalah pergaulan. Karena menyangkut masyarakat dan masa depan kita semua.
B. Tata Krama
dalam Pergaulan
Tata krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur
hubungan antar sesama manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat
dengan etiket
atau etika. Kata etiket berasal dari bahasa perancis Etiquette yang
berarti tata cara
bergaul yang baik, dan etika berasal dari bahasa latin Ethic
merupakan pedoman cara
hidup yang benar dilihat dari sudut Budaya, Susila dan Agama.
A.
Dasar - dasar etiket terdiri dari :
·
Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.
·
Memberi perhatian kepada orang lain.
·
Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.
·
Bersikap ingin membantu.
·
Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
·
Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.
Jadi pada prinsipnya dalam etiket anda harus ' Selalu berusaha
untuk menyenangkan
orang lain '(Always wants to please anybody)' .
B.
Manfaat etiket dalam kehidupan seorang manusia adalah :
·
Membuat anda menjadi disegani, dihormati, disenangi orang lain.
·
Memudahkan hubungan baik anda dengan orang lain.
·
Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi.
·
Menjadikan anda dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai
·
lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, pergaulan, dan tempat
dimana anda bekerja.
C. Batasan
Pergaulan dalam Islam
Islam mengatur batasan-batasan pergaulan
antara lelaki dan perempuan. Batasan-batasan itu tidak dibuat untuk mengekang
kebebasan manusia, namun merupakan salah satu wujud kasih sayang Allah terhadap
umat manusia sebagai makhluk paling mulia.
Sebagai Muslim yang beriman, hendaknya kita senantiasa memerhatikan
beberapa adab pergaulan yang diatur dalam Al Quran, antara lain:
Menutup Aurat
Aurat adalah bagian tubuh yang tidak boleh ditampakkan kecuali kepada
muhrimnya. Wanita maupun pria memiliki batasan-batasan aurat. Khusus wanita,
aurat ibarat perhiasan yang sangat berharga. Ini sesuai firman Allah:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka atau ayah mereka, ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”[1]
Ayat tersebut memerintahkan wanita Muslimah
agar tidak menampakkan perhiasan (aurat), kecuali kepada suami, ayah, dan
beberapa pihak lain yang termasuk dalam pengecualian. Dalam
ayat tersebut, Allah juga melarang para wanita bertabaruj. Tabaruj adalah berhias
diri secara berlebihan, sehingga mengundang syahwat kaum Adam. Yang termasuk
perilaku tabaruj juga adalah memakai wangi-wangian yang baunya dapat tercium
orang lain di tempat umum. Memakai perhiasan (gelang, kalung, dan lain-lain)
secara berlebihan dan mencolok mata juga termasuk tabaruj.
Menjaga
Interaksi antara Lelaki Dan Perempuan
Allah melarang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk saling
berpandangan secara berlebihan, apalagi saling bersentuhan. Allah mengingatkan
kaum lelaki agar menjaga pandangan dan memelihara kemaluannya.
Pandangan mata secara berlebihan serta persentuhan antara lelaki dan
perempuan yang bukan muhrim juga bisa menimbulkan zina.
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk.”[2]
Larangan zina dalam ayat di atas sangat tegas,
bahkan Allah merangnya dengan kalimat “janganlah kalian menekati zina”.
Larangan ini mengandung arti, zina merupakan perbuatan yang sangat keji dan
akan mendatangkan madharat karena itu harus dijauhi sejauh-jauhnya, tidak saja
zinanya tetapi juga semua perbuatan yang mengarah kepada zina.[3]
Menjaga
Aurat Suara
Baik perempuan atau laki-laki, hendaknya tidak mengeluarkan kata-kata
secara mesra atau berlebihan kepada lawan jenis selain istri atau suaminya. Hal
ini tertuang dalam firman Allah SWT.
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang
lain, jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk (berbicara dengan sikap
yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik kepda mereka) dalam
berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang
yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina).[4]
Dalam ayat ini, secara khusus Allah
mengingatkan istri-istri Nabi agar jangan melembutkan suara ketika bicara
sehingga membangkitkan nafsu lelaki yang mendengarnya.
Walaupun ayat tersebut ditujukan kepada para
istri Nabi, tak ada salahnya kita meneladani ajaran Al Quran yang selalu
memiliki hikmah tersendiri bagi pengikutnya. Sebagian ulama juga berpendapat
bahwa ayat tersebut juga berlaku untuk wanita biasa.
Larangan Berdua-Duaan (Berkhalwat)
Pengertian
dari khalwah sendiri adalah berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan
yang tidak punya hubungan suami istri dan tidak pula mahram tanpa ada orang
ketiga.
Allah SWT. melarang laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrimnya saling berdua-duaan, kecuali disertai mahramnya atau orang ketiga.
Menurut Rasulullah SAW., jika lelaki dan perempuan berdua-duaan,
maka akan muncul pihak ketiga, yakni setan. Apa akibatnya jika setan ikut
“nimbrung” di antara dua manusia yang berlainan jenis? Anda tentu sudah tahu
jawabannya, bukan?
Beliau bersabda:
D.
إيّاك والخلوة بالنّساء، والذي نفسى بيده ما خلا رجل بامرأةٍ إلاّ
ودخل الشيطان بينهما
E. (رواه الطبرانى)
“ Jauhilah berkhalwah dengan wanita. Demi (Allah) Yang diriku
berada genggam-Nya, tidaklah berkhalwah seorang laki-laki dengan seorang wanita
kecuali syaitan akan masuk di antara keduanya.” ( HR. Thabrani).
Syaitan akan selalu mencari peluang
dan memanfaatkan segala kesempatan untuk menjerumusan anak cucu Nabi Adam AS.
Kalau dua manusia lawan jenis yang secara fitrah saling memiliki ketertarikan
seksual itu lupa dengan Allah, tidak akan ada lagi yang mengingatkannya. Tetapi
kalau bersama-sama (tidak hanya berdua) bila ada dua lawan jenis yang lupa
dengan Allah, masih ada yang mengingatkannya.[5]
Permasalahan selanjutnya yakni
berjabat tangan tidak berlaku antara pria dan wanita kecuali antara suami
istri atau antara seorang dengan
mahramnya. Dalam mengambil bai’ah wanita muslimah. Rasulullah SAW tidak pernah
menjabat tangan mereka, sebagaimana yang diriwatkan oleh Umaimah binti Ruqaiqah
dan ‘Aisyah RA dalam dua riwayat yang berpisah:
F.
عن أميمة بنت رقيقة تقول : جئت النّبي ص.م في نسوة نبايعه. فقال لنا :
فيمااستطعتنّ وأطقتنّ ، إني لا أصافح النساء (رواه أحمد ابن ماجه والنسائ)
“Diriwayatkan dari Umaimah binti Ruqaiqah, dia berkata: “Saya
pernah menghadap Rasulullah SAW dalam satu delegasi kaum wanita untuk
bebrbai’ah. Beliau berkata kepada kami “Sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan
kalian semua(menjalankan bai’ah tersebut). Sesungguhnya saya sama sekali tidak
menyalami wanita (yang bukan mahram dan bukan pula istri).”(HR. Ahmad, Ibn Majah dan Nasa’i(
Demikian beberapa
adab pergaulan dalam Islam yang harus diperhatikan setiap umat Islam yang
mengaku beriman. Islam tak pernah melarang pergaulan dengan siapa pun. Bergaul
bahkan sangat dianjurkan sebagai upaya meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Yang
dilarang adalah pergaulan secara bebas antara lelaki dan perempuan yang bukan
muhrim. Pergaulan yang tidak
mematuhi norma-norma agama.
BAB
II
KESIMPULAN
G. Pentingnya
Pergaulan
Pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai
makhluk sosial yang tak mungkin bisa hidup sendirian.
Namun, pergaulan tanpa dibentengi iman yang
kokoh akan mudah membuat seorang Muslim terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang. Betapa banyak
kejadian tak bermoral yang membuat kita mengelus dada. Pergaulan bebas, video
mesum, perkosaan, dan berbagai bentuk perilaku menyimpang lainnya. Semua itu
bersumber dari pergaulan yang salah dan tidak dilandaskan pada kepatuhan
terhadap ajaran Al Quran yang mengatur soal pergaulan Islami. Jadi pentinglah
bagi kita semua untuk memperhatikan masalah pergaulan. Karena menyangkut
masyarakat dan masa depan kita semua
.
H. Tata Krama
dalam Pergaulan
Tata krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur
hubungan antar sesama manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan
etiket atau etika. Tata krama yang baik akan menjadikan pergaulan kita yang
baik pula, jadi tata krama perlu juga diperhatikan dalam bergaul pada sesama.
I. Batasan
Pergaulan dalam Islam
Islam mengatur batasan-batasan pergaulan
antara lelaki dan perempuan. Batasan-batasan itu tidak dibuat untuk mengekang
kebebasan manusia, namun merupakan salah satu wujud kasih sayang Allah terhadap
umat manusia sebagai makhluk paling mulia.
Menutup aurat
Menjaga
interaksi antara lelaki dan perempuan
Menjaga aurat suara
wanita
Larangan berdua-duaan
(berkhalwah )
J. DAFTAR PUSTAKA
K. Dr. H. Yunahar
Ilyas, Lc., M.A, Prof, 2009, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI
L.
Al-Bukhori
Jefri, 2005, Sekuntum Mawar untuk Remaja, Jakarta: Pustaka Al-Mawardi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar