إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Kaum muslimin para hamba Allah yang dirahmati Allah!
Pada masa modern ini, pembicaraan tentang wanita adalah termasuk
pembicaraan yang telah menyita banyak waktu semua orang, dari kalangan
intelektual maupun dari kalangan awam. Betapa tidak, kaum wanita dengan kelemah lembutannya dapat melakukan hal-hal
spektakuler yang dapat mengguncangkan dunia. Dengan kelemahlembutannya itu ia
dapat melahirkan tokoh-tokoh besar yang dapat membangun dunia. Namun dengan
kelemah-lembutannya pulalah ia dapat menjadi penghancur dunia yang paling
potensial.
Untuk mengetahui bagaimana semestinya posisi kaum
wanita yang tepat maka kita perlu mengetahui bagaimana posisi kaum wanita di
kalangan generasi terdahulu sebelum datangnya Islam.
Siapapun yang mencoba mempelajari kondisi kaum wanita
sebelum Islam maka ia temukan hanyalah sekumpulan fakta yang tidak
menggembirakan. Ia akan terheran-heran menyaksikan kondisi kaum wanita yang
sangat berbeda antara suatu bangsa dengan bangsa yang lain, bahkan antara satu
suku dengan suku yang lain. Di suatu bangsa ia melihat kaum wanita menjadi
penguasa tertinggi, sementara pada bangsa yang lain mereka manjadi makhluq yang
terhina dan dianggap aib bahkan dikubur hidup-hidup.
Allah
berfirman tentang ratu Saba’:
Sementara di belahan bumi lain, Allah menceritakan
sisi yang berlawanan dari itu:
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah ia dibunuh.” (At-Takwir: 8-9).
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah ia dibunuh.” (At-Takwir: 8-9).
Itulah kondisi kaum wanita di masa jahiliyah; ibarat
barang yang terhina dalam keluarga dan masyarakat, diperbudak oleh kaum pria.
Hari kelahirannya adalah hari di mana semua wajah menjadi kecewa, dan tidak
lama kemudian ia akan dikubur hidup-hidup dalam kubangan tanah yang digali oleh
ayahnya sendiri. Inilah akibat dari jauhnya akal masyarakat dari cahaya wahyu.
Inilah gambaran umat yang dilahirkan oleh berhalaisme dan dididik oleh para
tukang sihir dan peramal.
Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu berkata: “bila engkau
ingin melihat bagaimana kejahilan bangsa Arab terdahulu maka bacalah firman
Allah Ta’ala:
“Sungguh merugilah orang-orang yang membunuh anak-anak
mereka karena kebodohan tanpa ilmu.” (Al-An’am: 140)
Fahamlah kita bagaimana kejahiliyahan menenggelamkan
masyarakat Arab saat itu ke dalam pojok-pojok kegelapan peradaban, hingga
akhirnya terbitlah fajar Islam lalu terdengarlah di penjuru dunia untuk pertama
kalinya:
”Dan para laki-laki beriman dan wanita yang beriman
itu adalah wali (penolong) antara sebagian mereka kepada sebagaian yang lain.”
(At-Taubah: 17).
Lalu bergaunglah firmanNya: “Dan para wanita itu mempunyai hak dan keseimbangan
dengan kewajiban mereka secara ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228).
Dengan demikian Islam telah meletakkan dasar dan
pondasi yang begitu kokoh untuk membangun pribadi wanita yang baru berdasarkan
wahyu dari Dzat yang telah menciptakannya.
Dan pemuliaan Islam terhadap wanita tidak cukup sampai di
sini, Islam bahkan telah menjadikan ibu sebagai orang yang lebih dihormati
daripada seorang ayah.
قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ
أَبُرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟
قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبَاكَ. (رواه البخاري ومسلم).
Seorang
pria bertanya: “Wahai Rasulullah! Kepada siapakah aku berbakti?” Beliau
menjawab: ”Ibumu” Ia bertanya lagi: “lalu kepada siapa?” beliau menjawab:
“Ibumu.” kemudian ia bertanya lagi: “lalu kepada siapa ? beliau menjawab:
“Ibumu” kemudian ia bertanya lagi “lalu kepada siapa ?” barulah beliau berkata:
“ayahmu.” (HR. Al-Bukhari danMuslim)
Hadirin Kaum muslimin yang berbahagia!
Hadirin Kaum muslimin yang berbahagia!
Islam telah meletakkan jalinan yang kuat dan kokoh
untuk menjaga kaum wanita. Bila mereka berpegang padanya mereka akan selamat,
sebaliknya bila mereka menyia-nyiakannya maka mereka akan sesat dan binasa.
Jalinan itu adalah sifat “Al-Hasymah” (bersikap malu) dan “Al-Afaf” (menjaga
kesucian) yang kemudian memberikan konsekwensi agar seorang wanita mengenakan
hijab syar’i, tetap berdiam di rumah, dan menghindari percampurbauran dengan
kaum pria; yang semuanya itu menjadikannya ibarat sebuah permata bernilai
tinggi di kedalaman lautan yang tidak di jamah kecuali orang yang berhak untuk
itu.
Islam memandang bahwa percampurbauran antara pria dan
wanita (ikhthilath) sebagai sebuah bahaya yang sangat nyata, oleh karena itu
Islam mencegahnya dan menggantinya dengan mensyariatkan pernikahan.
Hadirin yang berbahagia!
Ketahuilah bahwa musuh-musuh Islam telah mengetahui
bagaimana nilai hijab syar’i dalam melindungi seorang muslimah, mereka juga
faham perintah untuk “tinggal di rumah saja” memberikan pengaruh yang sangat
besar dalam menjaga wanita muslimah, dalam menjaga kesucian dan kemuliaannya. Oleh karena itu, kita dapat melihat
bagaimana mereka memerangi hijab muslimah tanpa ampun. Suatu waktu mereka
menyebutnya sebagai sebuah kedzaliman dan kejahatan atas wanita., atau sebagai
penghalang yang merintangi berkembangnya dunia ketiga, atau dikali lain mereka
menyebutnya sebagai budaya Arab saja. Seiring dengan itu, mereka juga mendorong
para wanita muslimah untuk keluar dari rumah-rumah yang telah melindungi mereka
dengan alasan persamaan hak dan derajat antara pria dan wanita. Dan yang masih
saja hangat sampai hari ini adalah sebuah ide sekuler yang berhasil ditanamkan oleh
musuh-musuh Islam kedalam otak sebagian kaum muslimin; yaitu ide melakukan
perombakan terhadap fiqh Islam yang katanya hanya berpihak pada kaum pria,
sehingga lahirlah ide “Fiqh Perempuan”
Semua itu dilakukan oleh musuh-musuh Islam bukan
karena mereka kasihan dan ingin menolong wanita muslimah atau karena cinta
kepada kaum muslimin. Sekali-kali tidak, hal ini, karena kebencian yang
terpendam dalam hati-hati mereka;
“Beginilah kalian, kalian mencintai mereka padahal mereka sama sekali tidak mencintai kalian.”(Ali-Imran:119)
“Beginilah kalian, kalian mencintai mereka padahal mereka sama sekali tidak mencintai kalian.”(Ali-Imran:119)
Para hamba Allah yang saya cintai!.
Siapapun di dunia ini yang memiliki akal sehat akan dapat
melihat permusuhan yang amat nyata dari kaum Yahudi dan Nashrani khususnya
kepada umat Islam. Semuanya
dapat melihat dengan jelas bagaimana mereka selalu menjadikan wanita muslimah
sebagai sasaran mereka. Bukankah kaum Yahudi telah memancangkan permusuhannya
terhadap hijab sejak mereka mengatur siasat untuk merobek hijab seorang
muslimah dan menampakkan auratnya di pasar Bani Qainuqa’??!.Dan hingga kinipun,
permusuhan itu tetap membara, sebab mereka mengetahui bahwa rusaknya kaum
wanita pertanda rusaknya tatanan masyarakat.
Namun sangat disayangkan, entah berapa banyak dari
kaum muslimin yang menyerahkan diri mereka kepada tipu-daya mereka. Entah
berapa banyak dari kaum muslimin yang turut serta membantu mereka memerangi
hijab syar’i ini. Mereka inilah para korban “brain washing” yang dilancarkan
oleh kaum kafir dalam berbagai aspek kehidupan.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!.
Sesungguhnya istri-istri kita, saudari-saudari kita,
dan putri-putri kita adalah bunga-bunga yang menghiasi taman kehidupan kita.
Mereka adalah belahan hati kita semua. Namun hampir-hampir saja kita tidak lagi
dapat merasakan keindahan bunga itu karena ada sebuah tiupan angin kencang yang
sebentar lagi akan merenggutnya. Apakah anda sekalian mengetahui angin kencang
apakah itu?.Ia adalah angin westernisasi yang mengajak mereka melepaskan
hijabnya, yang mendorong mereka untuk bercampur baur dengan kaum pria dan
membisiki mereka agar membuang rasa malu mereka untuk bercampur-baur dengan
kaum. Angin kencang ini ditiupkan melalui lembaran-lembaran surat kabar dan
majalah, melalui roman-roman percintaan, melalui siaran-siaran televisi dan
radio atau media-media informasi lainnya .
Mereka telah mendorong kaum wanita mengubur sendiri
dirinya hidup-hidup;bukan di dalam tanah, tetapi di dalam sifat ‘iffah mereka
yang telah hilang, kedalam kehormatan mereka yang tercabik-cabik, dan kedalam
kesucian mereka yang telah ternoda! lalu apakah gunanya hidup mereka setelah
itu?
Mereka telah melakukan perbuatan yang lebih keji dari apa
yang pernah terjadi di masa Jahiliyah dulu. Bagaimana anak-anak perempuan
dikubur hidup-hidup dimasa itu akan mendapatkan Surga Allah, disebutkan dalam
Musnad Imam Ahmad bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: اَلْمَوْؤُوْدَةُ
فِي الْجَنَّةِ.
“Anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup itu di
Surga.”
Namun di zaman ini, para wanita itulah yang mengubur
dirinya sendiri hingga hilang rasa malu. Dan balasan untuk mereka pun begitu
menakutkan, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda tentang wanita yang
seperti ini:
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ
مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ
الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا.
“Dan
wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang yang melenggak lenggok,
kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk onta, mereka itu tidak akan masuk
Surga dan tidak mendapatkan baunya.” (HR. Muslim).
Kaum
muslimin para hamba Allah yang berbahagia!
Oleh
karenanya, melalui mimbar Jum’at yang mulia ini kami menyerukan kepada para
penanggung jawab kaum wanita, para bapak, para suami dan para saudara,
renungkanlah
Melalui mimbar Jum’at ini pula, kami mengingatkan para pemudi Islam agar mereka tidak mendengarkan tipuan-tipuan musuh-musuh anda yang selalu menampakkan indahnya hidup bercampur baur dengan kaum pria atas nama kebebasan, kemajuan dan kemoderenan. Karena bagi mereka yang penting dari diri anda hanyalah kenikmatan dan kelezatan sesaat. Nasehat kami kepada Anda adalah bahwa kunci perbaikan itu ada di tangan Anda semua. Jika Anda ingin, Anda dapat memperbaiki diri sendiri. Dan kebaikan Anda juga berarti kebaikan bagi ummat ini.
Melalui mimbar Jum’at ini pula, kami mengingatkan para pemudi Islam agar mereka tidak mendengarkan tipuan-tipuan musuh-musuh anda yang selalu menampakkan indahnya hidup bercampur baur dengan kaum pria atas nama kebebasan, kemajuan dan kemoderenan. Karena bagi mereka yang penting dari diri anda hanyalah kenikmatan dan kelezatan sesaat. Nasehat kami kepada Anda adalah bahwa kunci perbaikan itu ada di tangan Anda semua. Jika Anda ingin, Anda dapat memperbaiki diri sendiri. Dan kebaikan Anda juga berarti kebaikan bagi ummat ini.
“Dan tinggallah kalian (para wanita) di dalam rumah-rumah kalian, dan
janganlah kalian berhias seperti berhiasnya kaum jahiliyah pertama, dan
tegakkanlah shalat, tuanaikanlah zakat, dan taatilah Allah beserta RasulNya.” (Al-Ahzab: 33).
Akhirnya, semoga wasiat ini dapat bermanfa’at dalam
proses perbaikan terhadap ummat yang kian terpuruk ini. Semoga bagi kita
sekalian dianugrahkan taufiq dan inayah untuk membangun kekuatan dan kejayaan
ummat seperti sedia kala . Amin.
“Ikan sepat ikan gabus... Memang bukan ikan lele. . .
Lebih cepet lebih bagus... Ceramah jangan bertele-tele. .
.”
“Burung
cendrawana burung cendrawasih
Cukup sekian
terimakasih. . .
Wassalamu’alaikum wr.wb. . .

Tidak ada komentar:
Posting Komentar